Kamis, 24 Januari 2019

Kuliah PPG Tugas Modul 2.1 Kompetensi Guru - 2

Kuliah PPG Tugas Modul 2.1 Kompetensi Guru - 2

Tugas : Modul 2. KB 1.2 Kompetensi Guru
1. Sebutkan 4 kompetensi guru?
2. Mengapa guru perlu memahami kompetensi pedagogi?
3. Mengapa guru perlu memahami kompetensi pedagogi guru Abad 21?
4. Apa saja bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru?

Jawaban :
1. Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen  pasal 10 ayat (1) kompetensi guru diantaranya:
a. Kompetensi Pedagogik
Pemahaman guru terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik karena peserta didik memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan aspek-aspek yang diamati, yaitu.
1) Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
2) Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3) Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
4) Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.
6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8) Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
9) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Kompetensi Kepribadian
Guru sebagai pendidik harus dapat mempengaruhi ke arah proses pembelajaran sesuai dengan tata nilai yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Tata nilai termasuk norma, moral, estetika, dan ilmu pengetahuan, mempengaruhi perilaku etik peserta didik sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat. Guru yang memiliki kemampuan personal dalam mencerminkan kepribadian yang stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, dan berakhlak mulia dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian yang baik bagi peserta didik.  Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru harus mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru, diantaranya.
1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

c. Kompetensi Sosial
Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru abad 21. Guru di mata masyarakat dan peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri tauladan dalam kehidupanya sehari-hari. Guru perlu memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat, dalam rangka pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif. Dengan kemampuan tersebut, otomatis hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar, sehingga jika ada keperluan dengan orang tua peserta didik, para guru tidak akan mendapat kesulitan. Kriteria kinerja guru dalam kaitannya dengan kompetensi sosial diantaranya.
1) Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

d. Kompetensi Profesional
Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh peserta didik sebagai suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus. Keaktifan peserta didik harus selalu diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong pesertadidik untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan fakta dan konsep yang benar. Karena itu guru harus melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai kontek materinya.

Guru harus memperhatikan prinsip-prinsip metode didaktik sebagai ilmu keguruan. Misalnya, bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok, dan prinsip- prinsip lainnya. Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat. Diharapkan pula guru dapat menyusun butir soal secara benar, agar tes yang digunakan dapat memotivasi peserta didik belajar. Kemampuan yang harus dimiliki pada dimensi kompetensi profesional atau akademik dapat diamati dari aspek-aspek berikut ini.
1) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola piker keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
3) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
4) Mengembangkan keprofesian secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

2. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Dalam hal ini guru perlu memahami kompetensi pedagogik dikarenakan pengembangan profesi  guru  dari  aspek  kemampuan  pedagogik  perlu  untuk  ditingkatkan  sebagai  strategi  dan  bentuk  kegiatan pembelajaran.  Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing - masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Tentu saja dengan mengembangkan kurikulum  akan mendorong keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran sehingga dalam merancang pembelajaran yang mendidik, melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan mengevaluasi proses serta hasil pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara efisien dan tepat. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik seperti perencanaan pembelajaran yang cocok untuk peserta didik dengan memperhatikan karakteristik siswa dalam mengaktualisasikan kemampuannya di kelas, dan harus mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Menghadapi tantangan yang jauh lebih besar dari era sebelumnya, setiap guru membutuhkan pengembangan yang efektif. Beberapa tren pengembangan guru abad 21 yaitu menggunakan pendekatan 'bottom up', menekankan kolaborasi yang berorientasi pada memampukan guru mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi, merupakan program-program yang interaktif dan saling terkait, yang dilaksanakan secara kontinyu dan direncakana secara sistematik dan komprehensif (Castetter, 1996). 

Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran media baru, memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan era sebelumnya, baik itu karateristik siswa, media, metode maupun evaluasi pembelajaran. Oleh karena itu, Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itu, guru dituntut mampu menyampaikan bahan pembelajaran sebagai seorang profesional harus segera beradaptasi dengan kehadiran media baru yang dapat dimanfaatkan dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi di setiap pembelajaran. Guru harus selalu memperbaharui dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi yang disajikan. Karena jika guru tidak cepat dalam beradaptasi dengan teknologi saat ini, kemungkinan besar guru akan tertinggal dalam akses informasi yang up to date dari siswa sehingga kredibilitas guru akan berpengaruh dihadapan siswa.

4. Ada banyak bentuk kegiatan yang dapat diikuti oleh guru untuk mengembangkan kompetensi seperti seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan. Seperti kegiatan yang pernah penulis ikuti yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa timur melalui Pembinaan Pendidikan SMK yang mengadakan kegiatan “Pelatihan Guru Produktif SMK Bidang Teknologi Informasi” pada tanggal 9 s/d 12 Mei 2018, dalam kegiatan tersebut diantaranya guru harus mampu membuat dan menyajikan informasi digital kepada masyarakat berupa blog serta membuat media pembelajaran berbasis aplikasi web untuk mempermudah guru dalam proses pembelajaran kreatif kepada siswa.  Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk kompetensi untuk pengembangan guru, sehingga kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya.

Kuliah PPG Tugas Modul 2.1 Kompetensi Guru

Kuliah PPG Tugas Modul 2.1 Kompetensi Guru

Tugas              : Modul 2. KB 1.1 Analisis Video Kompetensi Guru

Berikan pendapat Ibu/Bapak atas tayangan video tesebut dan bagaimana dampak terhadap kompetensi pedagogik guru abad ke-21 ini?



Pendapat penulis dalam video tersebut menunjukkan adanya kemudahan siswa untuk mengakses informasi atau sumber belajar dengan menggunakan gadget (teknologi) baik di dalam dan di luar kelas. Kemudahan ini tentu saja memberikan dampak positif, di antaranya siswa memiliki banyak sumber belajar yang faktual untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa. Hal ini merupakan peranan penting yang harus dimiliki oleh guru. Kemampuan untuk menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran serta melaksanakan pembelajaran di kelas dan di lapangan. Kecanggihan teknologi tersebut mampu dimanfaatkan dengan sangat baik oleh guru, siswa, dan orang tua dalam mengakses, menulusuri, dan mengolah data untuk perkembangan belajar anak tersebut.

Tayangan video tersebut memperlihatkan siswa abad ke-21 memiliki keunggulan dalam mengakses sumber belajar, selain guru. Karena itu, guru harus mampu meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar selaras dengan perkembangan teknologi. Salah satu kompetensi guru adalah kompetensi pedagogic. Di sini guru harus mampu dalam mengelola pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi.

Guru abad ke-21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, tetapi juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan praktik pembelajarannya secara terus menerus (Darling, 2006).  Selain itu, hal tersebut juga memiliki dampak bahwa guru harus mampu mengubah pola pembelajaran  konvensional  yang  berpusat  pada  guru  (teacher  centred)  menjadi pembelajaran  yang  berpusat  pada  siswa  (student  centred)  karena abad ke-21 menyediakan  sumber  belajar sangat  melimpah dan  bukan  hanya  bersumber pada  guru.  Peranan   guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai  fasilitator, mediator, dan motivator sekaligus leader dapat diwujudkan dalam pembelajaran di abad ke-21 ini.

Pengembangan profesi  guru  dari  aspek  kemampuan  pedagogik  perlu ditingkatkan  dengan  berbagai  strategi  dan  bentuk  kegiatan.  Berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum di tingkat satuan pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan kemampuannya di kelas dan harus mampu melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21

Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21

berikut ini sebagai upaya peningkatan pemahaman secara praktis. Dalam memahami konsep dan situasi pembelajaran abad 21 pada prinsipnya memahami perubahan masyarakat, yang disebut sebagai era informasional atau revolusi industri 4.0. Ciri utama masyarakat informasional berbasis digital antara lain:  Menurut Manuel Castell kemunculan masyarakat informasional itu ditandai dengan lima karateristik dasar: Pertama, ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan informasi. Kedua, karena informasi adalah bagian dari seluruh kegiatan manusia, teknologi-teknologi itu mempunyai efek yang meresap. Ketiga, semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh ‘logika jaringan’ yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas proses-proses dan organisasi-organisasi. Keempat, teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dan berubah secara terus-menerus. Akhirnya, teknologi-teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi sedang bergabung menjadi suatu sistem yang sangat terintegrasi.
http://dikpora.trenggalekkab.go.id/tambahan-calon-peserta-ppg-2019/

Sedangkan menurut Scott Lash Masyarakat informasi sering dipahami dalam istilah produksi pengetahuan-intensif dan postindustrial di mana barang dan layanan diproduksi. Kunci untuk memahami ini adalah apa yang diproduksi dalam produksi informasi bukanlah barangbarang dan layanan kekayaan informasi, tetapi lebih kurang adalah potongan informasi di luar kontrol. Produksi informasi meliputi terutama adalah pentinggnya kemampatan. Sebagaimana diktum McLuhan medium adalah pesan dalam pengertian bahwa media adalah peradigma medium era informasi. Hanya saja jika dahulu medium dominan adalah naratif, lirik puisi, wacana, dan lukisan. Tetapi sekarang pesan itu adalah pesan atau ‘komunikasi.’ media sekarang lebih seperti potongan-potongan. Media telah dimampatkan.  Sementara itu revolusi industry gelombang keempat, yang juga disebut industry 4.0, kini telah tiba. Industry 4.0 adalah tren terbaru teknologi yang sedemikian rupa canggihnya, yang berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor manufaktur. Teknologi canggih tersebut termasuk kecerdasan buata (artificial intelligent), perdagangan elektronik, data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot.  Perkembangan  baru dunia baru yang ditandai era digital tersebut juga terjadi di Indonesia. Di Indonesia, target menjadi masyarakat informasi diarahkan pada ukuran terhubungnya seluruh desa dalam jaringan teknologi komunikasi dan informasi pada tahun 2015.  
Determinasi teknologi ini harus diwujudkan dalam determinasi sosial, dimana masyarakat harus berdaya terhadap informasi. Konsep masyarakat informasi tidak lagi mengarah seperti era media yang telah muncul pada era industrial atau sering disebut the first media age dimana informasi diproduksi terpusat (satu untuk banyak khalayak), arah komunikasi satu arah; Negara mengontrol terhadap semua informasi yang beredar; reproduksi stratifikasi sosial dan ketidakadilan melalui media; dan khalayak informasi yang terfragmentasi. Akan tetapi masyarakat informasi yang berada pada the second media age yang memiliki karakter informasi desentralistik; komunikasi dua arah; kontrol Negara yang distributif; demokratisasi informasi; kesadaran individual yang menguat; dan adanya orientasi individual. 
Perubahan dunia ke arah era revolusi masyarakat digital itu juga terjadi dalam dunia pembelajaran. Perubahan peradapan menuju masyarakat berpengetahuan (knowledge society), menuntut masyarakat dunia untuk menguasai keterampilan abad 21 yaitu mampu memahami dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT Literacy Skills). Pendidikan memegang peranan sangat penting dan strategis dalam membangun masyarakat berpengetahuan yang memiliki keterampilan: (1) melek teknologi dan media; (2) melakukan komunikasi efektif; (3) berpikir kritis; (4) memecahkan masalah; dan (5) berkolaborasi. Akan tetapi persoalan ICT Literacy ini dalam masyarakt kita masih masalah mendasar bagi upaya menuju masyarakat informasi. Rendahnya tingkat ICT Literacy, terutama pada masyarakat pedesaan menjadi faktor signifikan terhadap menetapnya fenomena kesenjangan informasi di Indonesia. Hasil memanfaatkan ICT khususnya edukasi net antara lain : (1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternative; (2 ) Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru, karena disamping disertai gambar juga ada animasi menarik; (3) Cara belajar lebih efisien; (4) Wawasan bertambah; (5) Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang berhubungan dengan bidang studi; dan (5) Membantu siswa melek ICT 
Dalam pada itu, dunia pembelajaran abad 21 menuntut karakteristik guru antara lain: Pertama, guru disamping sebagai fasilitator, juga harus menjadi motivator dan inspirator.  Kedua,  salah satu prasyarat paling penting agar guru mampu mentrasformasikan diri dalam era pedagogi siber atau era digital, adalah tingginya minat baca. Ketiga, guru pada abad 21 harus memiliki kemampuan untuk menulis. Mempunyai minat baca tinggi saja belum cukup bagi guru, tetapi harus memiliki keterampilan untuk menulis. Guru juga dituntut untuk bisa menuangkan gagasangagasan inovatifnya dalam bentuk buku atau karya ilmiah. Keempat, guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis TIK. 
Penguasaan terhadap  elearning bagi seorang guru abad 21 adalah sebuah keniscayaan atau keharusan, jika ingin tetap  dianggap berwibawa di hadapan murid. Kelima, karakteristik guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural. Karena itu transformasi mengandaikan terjadi proses pergantian dan perubahan dari sesuai yang dianggap lama menjadi sesuatu yang baru. Konkretnya, sikap minimalis, formalistik, cepas puas, reaktif, dan ceroboh, dalam abad 21 perlu diubah menjadi sikap yang menghargai substantif, rasa ingin tahu tinggi, proaktif, akurat, presisi, detail, dan tekun.  Sementara itu, abad 21 menuntut karakteristik siswa antara lain: (1) Keterampilan belajar dan inovasi: berpikir kritis dan pemecahan masalah dalam komunikasi dan kreativitas kolaboratif dan inovatif; (2) Keahlian literasi digital: literasi media baru dan literasi ICT; dan (3) Kecakapan hidup dan karir: memiliki kemamuan inisiatif yang fleksibel dan inisiatif adaptif, dan kecakapan diri secara sosial dalam interaksi antarbudaya, kecakapan kepemimpinan produktif dan akuntabel, serta bertanggungjawab.
Mengembalikan data yang hilang dengan GET DATA BACK

Mengembalikan data yang hilang dengan GET DATA BACK

Data sangat penting. apalagi itu data skripsi, data kantor disimpan di komputer atau hard drive laptop. apa yang akan terjadi jika data hilang atau formulir kontak, atau bahkan hardiks yang berisi data penting yang mengenai menginstal Sistem Operasi (OS) lainnya. Tapi, jangan khawatir, saya akan mencoba memberi Anda solusi untuk kehilangan data dan bahkan diformat. Kehilangan data dapat disebabkan oleh korsleting, penghapusan permanen dengan Shift + Delete, dan memformat ulang hard drive. Data ini sebenarnya tidak hilang secara permanen karena data masih disimpan di sektor hard disk tetapi tidak terlihat. Dan data ini masih bisa dikembalikan dengan menggunakan program salah satunya adalah Dapatkan Data Kembali. Yang penting harddisk masih dalam kondisi hidup normal.

Get Data Back sendiri ada dua jenis :

1. Get Data Back for FAT32 : untuk mengembalikan data pada partisi FAT32 partition
2. Get Data Back for NTFS : untuk mengembalikan data pada partisi NTFS partition

Jadi sebelum Anda memulai proses, pastikan jenis partisi apa yang akan Anda pemulihan data, FAT32 atau NTFS.

Langsung aja, Data Recovery Cara Mendapatkan Data Kembali:
Kebetulan kali ini saya menggunakan Get Data Back 2:31 untuk NTFS untuk mengembalikan data yang hilang di hard drive dengan partisi NTFS
Alat persiapan:

1. Dapatkan Program Data Kembali menjadi versi lengkap,

jika tidak penuh Anda hanya akan dapat melihat data Anda tetapi tidak dapat mengembalikan (menyalin) data Anda kembali. Anda dapat mengunduh program ini di 4shared.com, rapidlibrary.com, dll, sangat banyak sekali dapat ditemukan.

2. Komputer dengan Windows.

3. Hard Drive atau Flash disk untuk menghasilkan pemulihan ruang penyimpanan dengan kapasitas yang sesuai dengan data yang ingin Anda pulihkan / kembalikan.

Panduan Cara Memulihkan Data dengan Get Data Back :

1. Install the program Get Data Back di komputer normal.

2. Pasang kembali hard drive yang akan dipulihkan sebagai hard drive kedua (sekunder) di komputer normal sebelumnya.

3. Jalankan program Dapatkan Data Kembali 2:31 untuk NTFS,

4. Pastikan opsi Logical Drives dipilih, lanjutkan ke Next.

5. Pilih partisi / hard drive yang akan di pulihkan secara keseluruhan. Dalam contoh ini saya memilih partisi pertama pada hard disk I. (yang ada di blok hijau) dan kemudian BERIKUTNYA.


6. Pilih sesuai dengan kebutuhan Anda. "Search Entire Drive" akan melakukan pemindaian melintasi permukaan hard drive. Opsi "Cari Drive Sebagian" hanya akan memindai ke bagian yang kita pilih. Saya pilih "Search Partial Drive", Selanjutnya.


7. Kemudian program akan menjalani Get data Back scanning data. Proses ini akan memakan waktu, tergantung pada kecepatan CPU dan jumlah kapasitas hard disk pulih.


8. Setelah proses pemindaian selesai, akan terlihat seperti gambar di bawah ini. Biasanya ada banyak pilihan, ini dicontoh kebetulan bahwa ada 2 pilihan. Semua opsi yang berisi data yang Anda pulihkan. Anda dapat memilih yang pada gilirannya dengan menekan menu BACK. Untuk pertama kalinya pilih bagian atas. Kemudian pilih NEXT .


9. Get Data Back akan memulihkan data Anda.


10. Setelah proses, itu akan menunjukkan pemulihan data direktori Anda siap. Pilih data yang ingin Anda pulihkan. Jika sudah ditemukan, klik kanan pada folder dan pilih Salin dan Simpan di media sekunder yang telah Anda persiapkan sebelumnya.


"Jangan menyimpan hasil pemulihan file ini di drive / partisi Anda pemulihan saat ini. Ini bisa menyebabkan kehilangan data lebih besar."


11. Done

Dapatkan Data Kembali program ini, sudah sering saya gunakan, dan hasilnya cukup memuaskan, walaupun terkadang ada beberapa file yang rusak tidak disimpan. File yang rusak disebabkan oleh akumulasi file lama dengan file baru atau bahkan karena hard disk telah rusak secara fisik dalam disk untuk menyimpan data. Namun minimal masih banyak file yang bisa disimpan.

pengalaman saya, data saya sekali dalam format. dan tekan install linux. tetapi dengan GetDataBack ini. data dapat dikembalikan. Terima kasih telah mengunjungi blog saya yang sederhana.
Semoga berhasil.

DOWNLOAD FULL Get Data Back for FAT32/NTFS : Here
Kuliah PPG Tugas Modul 1.4 Pendidikan dan pembelajaran di abad ke-21

Kuliah PPG Tugas Modul 1.4 Pendidikan dan pembelajaran di abad ke-21

Pendidikan dan pembelajaran di abad ke-21 menuntut proses penilaian yang relevan terhadap model pembelajaran abad ke-21. Bentuk penilaian-penilaian yang selama ini sudah ada masih dipakai, tetapi disempurnakan lagi sesuai kondisi zaman, yakni era Pendidikan digital. 

Sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian efektif pada pembelajaran abad ke-21, sebagaimana tertera dalam diktat “Merancang dan Menilai Pembelajaran Abad ke-21” yang disusun oleh tim penyusun PPG, penulis akan mengemukakan penilaian pembelajaran di abad ke-21 yang meliputi tiga komponen, yakni penilaian autentik, penilaian portfolio, dan penilaian tradisional.


Penilaian autentik adalah bentuk penilaian berupa daftar cek list, skala sikap, daftar peringkat, dan rubrik dengan menyesesuaikan dengan isi materi dan keterampilan yang dipelajari siswa di dunia nyata. Secara praktis, jika penilaian ini digunakan dalam prinsip pembelajaran di sekolah tempat penulis mengajar, langkah-langkah yang dilakukan adalah penilaian sikap siswa di lingkungan sekolah dan penilaian ranking yang dilakukan pada saat ujian akhir semester.

Penilaiaan portfolio adalah permintaan untuk siswa merefleksikan dirinya pada pembelajran presentasi yang sudah dilakukan. Dalam penilaian ini, yang diharapkan adalah produk yang dihasilkan siswa seperti presentasi dapat menjadi bukti fisik dari hasil karya siswa atau berisikan hasil pekerjaan siswa berupa karya digital.

Penilaian tradisional pada dasarnya adalah penilaian yang sampai saat ini masih dilakukan banyak guru di sekolah. Penilaian ini tujuannya adalah guru mengathui sejauh mana pengetahuan dan keterampilan diserap dengan baik oleh siswa. Instrument penilaian ini meliputi soal pilihan ganda, mengisi bagian yang kosong, isian singkat, benar salah, dan isian singkat. 

Kuliah PPG Tugas Modul 1.3 Peran Guru dalam TIK

Kuliah PPG Tugas Modul 1.3 Peran Guru dalam TIK

Tugas : Modul 1. KB 2

1. Tugas Terstruktur
Berikut sumber referensi yanga ada di buku maupun jurnal tentang peran guru di era digital abad ke-21 sesuai standar teknoloogi pendidikan nasional untukk guru!
Surya (2003) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Gumelar dan Dahyat (2002) merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru mencakup kemampuan dalam hal yaitu  
1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik filosofis, psikologis, dan sebagainya,  
2) mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan perilaku peserta didik,  
3) mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya,  
4) mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai,  
5) mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain,  
6) mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran,  
7) mampu melaksanakan evaluasi belajar dan  
8) mampu menumbuhkan motivasi peserta didik. 

https://indonesiamengajar.org/media/gallery/Acer_Arif_PM_Fakfak.jpg

keterampilan guru di era digital juga perlu di lebih dipertajam sebagaimana International Society for Technology in Education, membagi keterampilan guru abad 21 kedalam lima kategori, yaitu : 
a) Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa
b) Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital 
c) Menjadi model cara belajar dan bekerja di era 
d) Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital
e) Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional 

Peningkatan kompetensi profesional dan keterampilan guru diharapkan menjadi solusi dari tantangan profesional di era digital ini.
Ranak lince. (2016). “Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru  Dalam Menghadapi Tantangan Di Era Digital”. Prosiding Temu Ilmiah Nasional Guru (Ting) Viii ,176-177.

2. Tugas Mandiri
A. Proses pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi informasi, saya arahkan lebih kepada   proses diskusi. Penggunaan media pun beragam dalam proses pembelajaran, seperti laptop, smartphone, dan kamera video. Laptop sebagai sarana pembelajaran ketika proses editing video maupun audio serta sebagai sarana untuk mencari informasi. Smartphone digunakan siswa untuk mencari sumber informasi di internet kapan pun dan di mana pun sekaligus sebagai media untuk mengumpulkan tugas secara daring. Kegemaran siswa menjadi objek utama bagi kami untuk menerapkan proses pembelajaran ini dari awal, seperti melihat video dan atau mendengarkan music dari Youtube melalui laptop. Dalam pembelajaran era digital, siswa diberikan tugas dalam bentuk essay yang yang berisikan tentang perbandingan kualitas video, baik dari segi format dan ukuran. Video dari Youtube mereka download dan ditonton untuk ditemukan perbandingannya. Proses pengumpulan tugas dengan cara meng-upload ke social media Facebook sebagai langkah awal kami memberikan pengetahuan bahwa Facebook bukan hanya sekadar media sosial untuk berinteraksi, melainkan sebagai media pembelajaran yang efektif untuk siswa.

B. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan keniscayaan dalam kehidupan masa kini. Hal ini ditandai dengan makin luasnya jangkauan internet. Faktanya siswa dapat memperoleh dan berbagi infomasi secara online. Edmodo merupakan salah satu perusahaan teknologi pendidikan yang menawarkan alat komunikasi, kolaborasi, dan pembinaan untuk guru dan sekolah K-12. (https://id.wikipedia.org/wiki/Edmodo).  Edmodo merupakan contoh konkret pada pembelajaran abad ke-21. Situs ini memungkinkan guru untuk berbagi konten, mendistribusikan kuis, tugas, dan mengelola komunikasi dengan siswa maupun orang tua secara online dengan cara bertukar komentar peserta didik dan berinteraksi antara guru dan siswa. Pengelolaan tugas dan nilai dengan hasil belajar langsung dapat diketahui. Adapun salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan siswa dalam pembelajaran, yaitu aplikasi presentasi, seperti Microsoft dan Powerpoint. Dua aplikasi dasar itu merupakan salah satu pengenalan awal bagi siswa untuk mengenal pembelajaran abad ke-21. Aplikasi tersebut akan memicu  kreativitas siswa dalam mengembangkan materi presentasi. Dengan begitu, siswa dapat memanfaatkan teknologi multimedia yang dapat diintegrasikan pada aplikasi tersebut.

C. Pesatnya kemajuan pemanfaatan teknologi dan media informasi terbukti saat orang-orang mengenal Youtube. Faktanya, Youtube menjadi media paling banyak diminati dalam penyampaian video materi secara online, menjadi bahan interaksi, dan tutorial bagi sumber pembelajaran. Youtube tidak hanya sebagai bahan penyampaian materi, melainkan juga sebagai sarana media sosial untuk saling bertukar pendapat melalui komentar yang disediakan di bawah video. Hal ini sesuai dengan laporan Nielsen pada tahun 2012 yang menunjukkan adanya peningkatan penggunakan teknologi terutama pada situs media sosial. 

D. Beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk menunjukkan potensinya terkait tugas dan perannya di era digital abad ke-21.


1. Interactive Instruction (Pembelajaran Interaktif) 
Proses pembelajaran ini menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digital berisi presentasi yang kaya akan media. Hal itu dapat dilakukan dengan mendatangkan narasumber atau pakar ahli di bidang yang diminati siswa, secara langsung melalui konferensi video online dengan tablet atau laptop. Guru juga dapat mengetahui perbincangan siswa dan pakar tersebut sehingga bisa menilai keaktifan siswa dan untuk memperoleh informasi yang lebih dalam dari pakarnya.  

2. Personal Response System (PRS)
Penggunaan PRS selama pembelajaran mampu meningkatkan interaksi antara peserta didik dan guru di kelas guna menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik. Penggunaan PRS pada dunia pendidikan sebagai media informasi guru untuk mengukur pemahaman siswa terhadap konsep, membandingkan sikap siswa terhadap ide-ide yang berbeda sehingga guru dapat menggunakan informasi ini untuk membimbing jalannya diskusi guna membuat keputusan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Keadaan seperti ini akan membuat proses pembelajaran menjadi efektif dan guru sebagai motivator dapat mengenali siswa yang mengalami kendala dalam proses pembelajaran.

3. Mobile Assessment Tools
Perangkat seluler tidak hanya menghemat waktu dalam sehari-hari melainkan juga dalam media pembelajaran. Weinstein mengemukakan sumber komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru untuk merekam data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile Device) yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan. Penilaian seluler dapat menjadi penghemat waktu yang baik bagi guru dan memungkinkan siswa untuk menerima umpan balik yang lebih baik dan lebih cepat. Sebagai Contoh Perangkat digital seluler digunakan siswa dalam observasi lapangan untuk memperoleh data, memberikan contoh, melaksanakan tugas di lokasi dan mengisi formulir tugas digital, yang kemudian dikirimkan situs web mobile ke sistem portofolio yang terkait. Data penilaian yang mudah diundunh dan aman serta menawarkan berbagai opsi laporan dari seluruh siswa dikelas hingga secara perorangan. 

4. Community of Practice (Komunitas Praktik) 
Komunitas praktik bukan sekadar koneksi antarorang. Interaksi internet ini memungkinkan seseorang saling bertukar pendapat dan gagasan pada bidang minat yang sama. Guru di era digital juga berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP), yang mempunyai tujuan sama dari seluruh penjuru dunia saling berbagi ide dan sumber daya. Guru yang tertarik mengintegrasikan teknologi ke dalam instruksi dapat memanfaatkan sumber daya dan pakar ahli, mentor, dan rekan-rekan baru yang didukung oleh berbagai komunitas web. Pembelajaran dengan memanfaatkan komunitas praktik akan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk menemukan ide baru dalam proses pembelajaran karna interaksinya antar guru seluruh dunia.

E. Peran Guru di era abad 21 meliputi di antaranya 

1. Mampu memfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa. 
Melibatkan siswa dalam menggali isu dunia nyata (real world) dan memecahkan permasalahan otentik menggunakan tool dan sumber-sumber digital. Mendorong, mendukung dan memodelkan penemuan dan pemikiran kreatif dan inovatif. Mendorong refleksi siswa menggunakan tool kolaboratif untuk menunjukan dan mengklarifikasi pemahaman, pemikiran, perencanaan konseptual dan proses kreatif siswa. Memodelkan konstruksi pengetahuan kolaboratif dengan cara melibatkan diri belajar dengan siswa, kolega, dan orang-orang lain baik melalui aktifitas tatap muka maupun melalui lingkungan virtual.

2. Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan penilaian Pembelajaran Digital-Age. 
Mengembangkan lingkungan belajar yang kaya akan teknologi yang memungkinkan semua siswa merasa ingin tahu dan menjadi partisipan aktif dalam menyusun tujuan belajarnya, mengelola belajarnya sendiri dan mengukur perkembangan belajarnya sendiri. Merancang atau mengadaptasi pengalaman belajar yang tepat yang mengintegrasikan tools dan sumebr digital untuk mendorong belajar dan kreatifitas siswa. Melakukan kostumisasi dan personalisasi aktifitas belajar yang dapat memenuhi strategi kerja gaya belajar dan kemampuan menggunakan tools dan sumber-sumber digital yang beragam. Menyediakan alat evaluasi formatif dan sumatif yang bervariasi sesuai dengan standar teknologi dan konten yang dapat memberikan informasi yang berguna bagi proses belajar siswa maupun pembelajaran secara umum.

3. Model Kerja dan Belajar Digital-Age 
Menunjukkan kemahiran dalam sistem teknologi dan mentransfer pengetahuan ke teknologi dan situasi yang baru. Berkolaborasi dengan siswa, sejawat, dan komunitas menggunakan tool-tool dan sumber  digital untuk mendorong keberhasilan dan inovasi siswa. Mengkomunikasikan ide/gagasan secara efektif  kepada siswa, orang tua, dan sejawat menggunakan aneka ragam format media digital. Mencontohkan dan memfasilitasi penggunaan secara efektif daripada tools digital terkini untuk menganalisis, mengevaluasi dan memanfaatkan sumber informasi tersebut untuk mendukung penelitian dan belajar. 


4. Mempromosikan dan Model Digital Citizenship dan Tanggung Jawab 
Menghargai hak cipta, hak kekayaan intelektual dan dokumentasi sumber belajar. Memenuhi kebutuhan pembelajar yang beragam dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memberikan akses yang memadai terhadap tool-tool digital dan sumber belajar digital lainnya. Mendorong dan mencontohkan etika digital tanggung jawab interkasi sosial terkait dengan penggunaan teknologi informasi. Mengembangkan dan mencontohkan pemahaman budaya dan kesadaran global melalui keterlibatan/partisipasi dengan kolega dan siswa dari budaya lain menggunakan tool komunikasi dan kolaborasi digital.

5. Terlibat dalam pertumbuhan professional dan kepemimpinan
Berpartisipasi dalam komunitas lokal dan global untuk menggali penerapan teknologi kreatif untuk meningkatkan pembelajaran. Menunjukkan kepemimpinan dengan mendemonstrasikan visi infusi teknologi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan bersama dan penggabungan komunitas, dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan teknologi kepada orang lain. Mengevaluasi dan merefleksikan penelitian-penelitian dan praktek profesional terkini terkait dengan penggunaan efektif daripada tool-tool dan sumber digital untuk mendorong keberhasilan pembelajaran. Berkontribusi terhadap efektifitas, vitalitas, dan pembaharuan diri terkait dengan profesi  guru baik di sekolah maupun dalam komunitas.

Kuliah PPG Tugas Modul 1.2 Karakteristik Siswa Abad ke-21

Kuliah PPG Tugas Modul 1.2 Karakteristik Siswa Abad ke-21

Tugas : Modul 1.2 Analisis Ringkas

Karakteristik Siswa Abad ke-21

Dalam bagian materi sebagaimana yang telah Anda baca dan pahami, beberapa materi pokok yang meliputi diskripsi dan analisis tentang karakter utama masyarakat abad 21 dan berbagai konsekuensi perkembangannya. Sederet pertanyaan kemudian bisa diajukan terkait dengan perubahan moda pembelajaran pada lembaga pendidikan, bagaimana konsekuensinya terhadap karakteristik guru abad 21?, dan bagaimana pula konsekuensinya terhadap karakteristik siswa?. Oleh karena itu, silahkan Anda merenungkan perkembangan baru abad 21 yang telah memasuki era digital, dan kemudian buatlah analisis singkat tentang implikasinya terhadap proses pembelajaran pada masing-masing lembaga sekolah Anda. Kemudian silakan membuat analisis tentang konsekuensi perkembangan pembelajaran baru abad 21 tersebut bagi profesi Anda sebagai guru menghadapi tantangan pembelajaran era digital yang berangkat dari situasi dan kondisi riil pada lembaga sekolah Anda. Tipologi atau profil guru ideal seperti apa menurut Anda guru yang sesuai dengan karakteristik guru abad 21? Akhirnya silakan adakan analisis ringkas tentang karakteristik siswa abad 21 yang berangkat dari kondisi riil yang Anda hadapi sehari pada sekolah Anda. ????


Melalui smartphone, siswa zaman sekarang sudah bisa dengan mudah belajar sesuai dengan yang diinginkan. Mesin pencarian yang semakin marak dan populer seperti Google dan Yahoo menjadi fasilitas utama untuk mendapatkan berbagai informasi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Generasi muda saat ini yang bergerak di bidang industri kreatif semakin banyak. Pun industri daring saat ini menjadi tumpuan harapan bangsa indonesia.

Abad ke-21 menuntut karakteristik siswa untuk memiliki keterampilan belajar dan inovasi yang berkait dengan kemampuan berfikir kritis. Kemampuan ini akan menuntut kebebasan berfikir dalam suatu proses pembelajaran. Murid sudah harus dipandang sebagai subyek aktif yang memiliki daya seleksi dan daya interpretasi serta daya kreasi tinggi terhadap topik apa yang diangkat dalam suatu proses pembelajaran.

Akan tetapi, faktanya dalam proses belajar mengajar di lembaga sekolah sekarang ini masih banyak siswa cenderung tidak paham pada materi sehingga mereka kesulitan untuk bertanya bahkan takut untuk bertanya. Hal ini dikarekan pendekatan lebih terfokus pada guru sebagai pusat pembelajaran.

Dalam hal ini pendekatan seperti itu sudah tidak cocok untuk siswa abad ke-21 jika kita sebagai guru ingin membentuk karakter siswa yang memiliki kemampuan berfikir kritis. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran dengan metode diskusi, curah pendapat, dan tugas proyek akan membantu dan melatih siswa untuk memiliki kemampuan bertanya dalam upaya mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan pemecahan masalah.

Keahlian literasi digital dan literasi ICT merupakan salah satu tuntutan siswa abad 21. Mereka yang memiliki kemampuan mengenali, menggunakan secara teknis, dan memanfaatkan aktifvitas pembelajaran akan lebih adaptif terhadap perkembanngan teknologi baru yang semakin canggih. Siswa yang tidak memiliki kemampuan adaptif terhadap pembaruan teknologi terbaru cenderung akan semakin tertinggal. Akibatnya, kurang memiliki akses untuk masuk dalam dunia masyarakat siber.

Pemanfaatan teknologi ini mempermudah siswa untuk berbagi pengetahuan dan keterampilan dengan siswa lain di seluruh dunia. Siswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan bekerja sama secara tim, bukan saja antarsiswa di kelas, melainkan antarsiswa di seluruh dunia. Dalam hal ini, apa yang ditawarkan oleh keahlian masing-masing harus benar-benar bisa dievaluasi secara tepat sehingga teruji dan bisa dipertanggugjawabkan. Karena media baru telah menyediakan infornasi yang begitu melimpah, sudah saatnya siswa abad ke-21 memiliki kemampuan belajar mandiri.

Kuliah PPG Tugas Modul 1.1 Analisa Video

Kuliah PPG Tugas Modul 1.1 Analisa Video

Tugas : Modul 1.1 Analisa Video

Masa Depan Guru Dihadapan Papan Layar Sentuh

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan keniscayaan dalam kehidupan masa kini. Hal ini ditandai dengan makin luasnya jangkauan internet. Kondisi seperti ini juga berimplikasi terhadap perkembangan pelayanan pendidikan dan konsekuensi terhadap karakteristik guru dan siswa di abad ke-21.

Video yang dibuat oleh Intel tentang model pembelajaran di mana depan adalah salah satu bentuk futurologi dalam dunia pendidikan. Mungkin hal itu masih asing di negara kita saat ini,  tetapi video tersebut bisa jadi sudah diterapkan dan sedang diciptakan di negara Barat. Di masa depan, model pembelajaran sudah tidak perlu papan tulis konvensional bahkan power point, media pembelajaran paling “canggih” saat ini, pun bisa ditinggalkan. Pembelajaran di masa depan sudah memasuki papan digital seperti teknologi layar sentuh saat ini yang sudah menguassai sendi-sendi kehidupan.

Perkembangan teknologi informasi itu membuat guru-guru saat ini harus mempersiapkan kehadiran media pembelajaran sesuai kebutuhan zaman. Kita tahu teknologi saat ini percepatannya luar biasa. Hampir setiap bulan, fitur-fitur kecanggihan alat komunikasi hadir dihadapan kita. Di sinilah mentalitas guru di masa depan perlu dipersiapkan memasuki era papan layer sentuh sebagaimana diperkenalkan oleh Intel. Guru harus mulai membiasakan diri untuk merasakan pembelajaran digital yang terus berkembang,sebagaimana dikatakan Ketua Devisi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Smart Learning Center, Ricahardus Eko Indrajit.

Guru ditantang untuk mempelajari perkembangan teknologi. Dalam video tersebut, guru memberikan materi melalui cara-cara digital. Pembelajaran era papan layar sentuh sudah tidak menggunakan buku tulis. Siswa di masa depan sudah disiapkan dengan seperangkat tablet. Dalam video tersebut, guru memposisikan diri sebagai fasilitator membantu siswa untuk dapat memanfaatkan sumber belajar yang lebih beragam.

Pembelajaran seperti ini mengarahkan siswa lebih banyak berdiskusi, memecahkan masalah, hingga memberikan ransangan berfikir dalam melakukan kegiatan proyek kelas. Dengan proses pembelajaran hibrida yang memanfaatkan teknologi informasi, dalam video tersebut, guru dapat memantau aktivitas siswa dan melakukan evaluasi secara langsung.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG2VMeE36T-wg-gjXTcoV11OjlNmSiq9zN6OL4qXJdGDWR8atq00HE-NIaEqBE_ZwU-Wa2jgwVIxgISY0eoPjANIf7LqSJ75Bxp2sV44KjKWXfJSClrWNyvczeDcxjoQXXzC9d4fkzB5I6/s1600/pnsnc.jpg

Proses pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi informasi, dalam video tersebut juga melibatkan para pakar di bidangnya. Di video tersebut seorang arsitek  bisa menjadi guru walaupun dia bukan guru. Dengan demikian, peran  guru dalam kelas hanya sebagai fasilitator. Ketika siswa belajar kontruksi bangunan, dia bisa langsung berinteraksi dengan seorang arsitek. Pendidikan di era digital memungkinkan siswa bisa mengalami dan merasakan langsung fenomena yang tertulis dalam teks. 

Dalam video itu, di masa depan, siswa juga harus siap dengan percepatan teknologi Pendidikan. Cepat atau lambat, hal itu akan sampai di negara ini. Maka, Pendidikan teknologi informasi juga harus disiapkan sebagai kurikulum yang sah baik dari segi teknis maupun moral. Pendidikan dan kurikulum teknologi informasi bukan hanya sebatas setiap siswa dengan sendirinya bisa mengoperasikan teknologi informasi, tetapi teknologi informasi yang menjadi dasar media pembelajaran juga memerlukan keterampilan khusus. 

Kemampuan seperti ini menuntun siswa untuk berfikir lebih aktif dan menyenangakn dalam suatu pembelajaran. Faktanya, banyak siswa yang mengalami kendala dalam proses belajar seperti pemahaman materi. Di lapangan, yang terjadi adalah guru lebih banyak menulis di papan daripada menjelaskan materi. Selain itu, guru langsung memberikan tugas kepada siswa. Hal ini membuat siswa kurang memahami materi. 

Dalam video tersebut, siswa memiliki kemampuan literasi digital yang baik, yakni mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan bijak. Karena itu, siswa dapat memiliki kemampuan mengenali, menggunakan secara teknis, dan memanfaatkan aktivitas pembelajaran. Dalam video yang ditampilkan, siswa berbagi pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa tersebut. Karena itu, belajar dalam ruang virtual memungkinan berbagi informasi dan pengalaman kepada siswa lain di lain kelas maupun di seluruh dunia melalui pemanfaatan teknologi informasi,

Kerja sama tim dapat menuntun kreativitas dan inovasi seperti yang ditampilkan pada video tersebut Siswa pada era digital dituntun untuk memiliki kemampuan kerja sama secara berkelompok, bukan hanya siswa yang ada di kelas, melainkan dapat menembus batas ruang dan waktu antarsiswa di seluruh dunia. Hal ini berguna bagi pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

Karena itu pula, saat ini, orang tua tidak perlu khawatir pada anak-anak mereka yang sudah dini terbisa memegang smartphone layar sentuh. Di masa depan, papan-papan layar sentuh yang disajikan divideo tersebut akan mereka rasakan dalam proses pembelajaran. Perkembangan di era sekarang tidak bisa dihindari. Layar sentuh sudah berada di genggaman kita semua. Sebab, di masa depan, papan layar sentuh cepat atau lambat akan dihadapi siswa. Mungkin tidak semua sekolah dapat menikmati proses pembelajaran seperti itu, akan tetapi bukan sebuah ketidakmungkinan pembelajaran seperti itu akan hadir di Indonesia.